Peringatan.......

"Katakanlah (wahai Muhammad): "Wahai hamba-hambaKu yang telah melampaui batas terhadap diri mereka sendiri (dengan perbuatan-perbuatan maksiat), janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah, kerana sesungguhnya Allah mengampunkan segala dosa; sesungguhnya Dia lah jua Yang Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani." - Az-Zumar: Ayat 53

Renungan

Friday, March 9, 2012

Mampukah Kita ???

Segala puji bagi Allah, Tuhan yang memiliki seluruh alam. Tiada tanding bagi kekuasaan-Nya dan tiada penghalang bagi putusanNya. Selawat dan salam semoga selalu terlimpah pada sang penutup para nabi, penghulu para rasul, wasilah keridhaan Allah, dan kekasih Allah, Muhammad s.a.w. serta pada keluarganya yang suci, mulia dan mendapat cahaya petunjuk.
Di antara anugerah dan kasih sayang Allah SWT kepada manusia ialah diutuskan para rasul sebagai pemberi khabar gembira dan penyampai ancaman serta diturunkannya  kitab-kitab dan suhuf kepada mereka sebagai cahaya petunjuk untuk menerangi jalan manusia menuju kesempurnaan serta membawa mereka mencapai petunjuk dan kebaikan yang utama.
Insyaallah pada coretan kali ini, ingin saya kongsikan  sedikit ilmu yang telah lama berada dalam simpanan laptop, sedang mengemaskini laptop terjumpa kisah yg menarik yang boleh membawa kesedaran pada diri ini dan insyaallah pada sahabat semua, insyaallah….

Bersumber dari Raja' bin Umar An-Nakha'i, dia pernah 
bercerita: "Dahulu di kota Kufah tinggallah seorang pemuda tampan 
rupawan yang tekun dan rajin beribadat, dan dia termasuk salah 
seorang ahli zuhud. Suatu hari pemuda itu singgah di kalangan kaum 
An-Nakha' dan di sana dia bertemu dengan seorang gadis yang cantik. 


Sejak melihatnya pertama kali, dia pun jatuh hati dan tergila-gila 

oleh kecantikannya. Demikian juga si gadis yang merasakan hal serupa 
sejak pertama melihat pemuda itu. Si pemuda lalu mengutus seseorang 
untuk meminangnya, tetapi ternyata gadis tersebut telah 
dipertunangkan dengan putera bapa saudaranya. 



Mendengar keterangan ayah si gadis itu, mereka berdua menahan beban 

cinta yang sangat berat. Si gadis tadi kemudian mengutus seorang 
hambanya untuk menyampaikan sepucuk surat kepada pemuda tambatan 
hatinya: "Aku tahu betapa engkau sangat mencintaiku, dan kerananya, 
betapa besar penderitaanku terhadap dirimu sekalipun cintaku tetap 
untukmu. Seandainya engkau berkenan, aku akan datang berkunjung ke 
rumahmu atau aku akan memberikan kemudahan kepadamu bila engkau mahu 
datang ke rumahku."




Setelah membaca isi surat tersebut, si pemuda kacak itu pun berkata 

kepada utusan wanita pujaan hatinya, "Kedua tawaran itu tidak ada 
satu pun yang kupilih! Sesungguhnya aku takut akan seksaan hari yang 
besar bila aku sampai derhaka kepada Tuhanku. Aku juga takut akan 
neraka yang api dan jilatannya tidak pernah surut dan padam." 



Pulanglah utusan kekasihnya itu dan dia pun menyampaikan segala yang 

disampaikan oleh pemuda itu. Si gadis lalu berkata, "Selamanya aku 
belum pernah menemui seorang yang zuhud dan selalu takut kepada 
Allah SWT seperti dia. Demi Allah, tidak seorang pun yang layak 
mendapatkan gelaran kemuliaan kecuali dia, sedangkan kebanyakan 
orang adalah munafik." 



Setelah berkata demikian, gadis itu lalu melepas segala urusan 

duniawinya serta membuang jauh-jauh segala sesuatu yang berkaitan 
dengan dunia. Dia pun memakai pakaian dari tenunan kasar dan sejak 
itu tekun beribadat, sementara hatinya merana, badannya juga kurus 
oleh beban cintanya yang besar kepada pemuda yang dicintainya. Dan 
kerinduannya yang mendalam menyelimuti sepanjang hidupnya hingga 
akhir hayatnya. 



Setelah gadis itu meninggal dunia, sang pemuda sering pula berziarah 

ke makamnya. Pada suatu ketika dia bermimpi seakan-akan melihat 
kekasihnya dalam keadaan yang sangat menyenangkan. Pemuda itu pun 
bertanya, "Bagaimana keadaanmu dan apa yang kau dapatkan setelah 
berpisah denganku?" 



Gadis kekasihnya itu menjawab dengan menyenandungkan untaian syair: 

Kasih... 
cinta yang terindah adalah mencintaimu, 
sebuah cinta yang membawa kepada kebajikan. 
Cinta yang indah hingga angin syurga berasa malu 
burung syurga menjauh 
dan malaikat menutup pintu. 
Mendengar penuturan kekasihnya itu, pemuda tersebut lalu bertanya 
kepadanya, "Di mana engkau berada?" 
Kekasihnya menjawab dengan melantunkan syair: 
Aku berada dalam kenikmatan 
dan kehidupan yang tiada mungkin berakhir 
berada dalam syurga abadi yang dijaga oleh para malaikat 
yang tidak mungkin binasa 
yang akan menunggu ketibaanmu, wahai kekasih 
Pemuda itu kembali berkata kepada kekasihnya, "Di sana aku mohon 
agar engkau selalu mengingatiku dan sebaliknya aku pun tidak dapat 
melupakanmu!" 



"Dan demi Allah, aku juga tidak akan melupakan dirimu. Sungguh, aku 

telah memohon untukmu kepada Tuhanku juga Tuhanmu dengan kesungguhan 
hati, sehingga Allah berkenan memberikan pertolongan kepadaku!" 
jawab gadis kekasihnya itu. 



Pemuda itu kembali berkata kepadanya, "Bila aku dapat melihatmu 
kembali?" 


"Tak lama lagi engkau akan datang menyusulku kemari," jawab 
kekasihnya. 

Tujuh hari sejak pemuda itu bermimpi bertemu dengan kekasihnya, ia 
meninggal dunia. Semoga Allah sentiasa mencurahkan kasih sayang-Nya 
kepada mereka berdua dan mempertemukannya kembali di syurga.


P/s: “Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Saya telah melihat seseorang bersenang-senang di surga kerana memotong satu pohon yang mengganggu di jalanan kaum muslimin.” (HR Muslim)