Segala puji bagi Allah, Tuhan yang memiliki seluruh alam. Tiada tanding bagi kekuasaan-Nya dan tiada penghalang bagi putusanNya. Selawat dan salam semoga selalu terlimpah pada sang penutup para nabi, penghulu para rasul, wasilah keridhaan Allah, dan kekasih Allah, Muhammad s.a.w. serta pada keluarganya yang suci, mulia dan mendapat cahaya petunjuk.
Di antara anugerah dan kasih sayang Allah SWT kepada manusia ialah diutuskan para rasul sebagai pemberi khabar gembira dan penyampai ancaman serta diturunkannya kitab-kitab dan suhuf kepada mereka sebagai cahaya petunjuk untuk menerangi jalan manusia menuju kesempurnaan serta membawa mereka mencapai petunjuk dan kebaikan yang utama.
Insyaallah pada coretan kali ini, ingin saya kongsikan sedikit ilmu yang telah lama berada dalam simpanan laptop, sedang mengemaskini laptop terjumpa kisah yg menarik yang boleh membawa kesedaran pada diri ini dan insyaallah pada sahabat semua, insyaallah….
Bersumber dari Raja' bin Umar An-Nakha'i, dia pernah
bercerita: "Dahulu di kota Kufah tinggallah seorang pemuda tampan
rupawan yang tekun dan rajin beribadat, dan dia termasuk salah
seorang ahli zuhud. Suatu hari pemuda itu singgah di kalangan kaum
An-Nakha' dan di sana dia bertemu dengan seorang gadis yang cantik.
Sejak melihatnya pertama kali, dia pun jatuh hati dan tergila-gila
oleh kecantikannya. Demikian juga si gadis yang merasakan hal serupa
sejak pertama melihat pemuda itu. Si pemuda lalu mengutus seseorang
untuk meminangnya, tetapi ternyata gadis tersebut telah
dipertunangkan dengan putera bapa saudaranya.
Mendengar keterangan ayah si gadis itu, mereka berdua menahan beban
cinta yang sangat berat. Si gadis tadi kemudian mengutus seorang
hambanya untuk menyampaikan sepucuk surat kepada pemuda tambatan
hatinya: "Aku tahu betapa engkau sangat mencintaiku, dan kerananya,
betapa besar penderitaanku terhadap dirimu sekalipun cintaku tetap
untukmu. Seandainya engkau berkenan, aku akan datang berkunjung ke
rumahmu atau aku akan memberikan kemudahan kepadamu bila engkau mahu
datang ke rumahku."
Setelah membaca isi surat tersebut, si pemuda kacak itu pun berkata
kepada utusan wanita pujaan hatinya, "Kedua tawaran itu tidak ada
satu pun yang kupilih! Sesungguhnya aku takut akan seksaan hari yang
besar bila aku sampai derhaka kepada Tuhanku. Aku juga takut akan
neraka yang api dan jilatannya tidak pernah surut dan padam."
Pulanglah utusan kekasihnya itu dan dia pun menyampaikan segala yang
disampaikan oleh pemuda itu. Si gadis lalu berkata, "Selamanya aku
belum pernah menemui seorang yang zuhud dan selalu takut kepada
Allah SWT seperti dia. Demi Allah, tidak seorang pun yang layak
mendapatkan gelaran kemuliaan kecuali dia, sedangkan kebanyakan
orang adalah munafik."
Setelah berkata demikian, gadis itu lalu melepas segala urusan
duniawinya serta membuang jauh-jauh segala sesuatu yang berkaitan
dengan dunia. Dia pun memakai pakaian dari tenunan kasar dan sejak
itu tekun beribadat, sementara hatinya merana, badannya juga kurus
oleh beban cintanya yang besar kepada pemuda yang dicintainya. Dan
kerinduannya yang mendalam menyelimuti sepanjang hidupnya hingga
akhir hayatnya.
Setelah gadis itu meninggal dunia, sang pemuda sering pula berziarah
ke makamnya. Pada suatu ketika dia bermimpi seakan-akan melihat
kekasihnya dalam keadaan yang sangat menyenangkan. Pemuda itu pun
bertanya, "Bagaimana keadaanmu dan apa yang kau dapatkan setelah
berpisah denganku?"
Gadis kekasihnya itu menjawab dengan menyenandungkan untaian syair:
Kasih...
cinta yang terindah adalah mencintaimu,
sebuah cinta yang membawa kepada kebajikan.
Cinta yang indah hingga angin syurga berasa malu
burung syurga menjauh
dan malaikat menutup pintu.
Mendengar penuturan kekasihnya itu, pemuda tersebut lalu bertanya
kepadanya, "Di mana engkau berada?"
Kekasihnya menjawab dengan melantunkan syair:
Aku berada dalam kenikmatan
dan kehidupan yang tiada mungkin berakhir
berada dalam syurga abadi yang dijaga oleh para malaikat
yang tidak mungkin binasa
yang akan menunggu ketibaanmu, wahai kekasih
Pemuda itu kembali berkata kepada kekasihnya, "Di sana aku mohon
agar engkau selalu mengingatiku dan sebaliknya aku pun tidak dapat
melupakanmu!"
"Dan demi Allah, aku juga tidak akan melupakan dirimu. Sungguh, aku
telah memohon untukmu kepada Tuhanku juga Tuhanmu dengan kesungguhan
hati, sehingga Allah berkenan memberikan pertolongan kepadaku!"
jawab gadis kekasihnya itu.
Pemuda itu kembali berkata kepadanya, "Bila aku dapat melihatmu
kembali?"
"Tak lama lagi engkau akan datang menyusulku kemari," jawab
kekasihnya.
Tujuh hari sejak pemuda itu bermimpi bertemu dengan kekasihnya, ia
meninggal dunia. Semoga Allah sentiasa mencurahkan kasih sayang-Nya
kepada mereka berdua dan mempertemukannya kembali di syurga.